Senin, 01 Desember 2008

Perekonomian Kota Medan

bagi manusia yang ingin mengetahui bagaimana Sejarah perokonomian Medan pada zaman zaman dahulu hingga sekarang lihatlah dan pahami tulisan di bawah ini:


Oleh:
Dwiki Syahbana Putra
PENDAHULUAN

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara. Menurut sejarahnya Kota Medan didirikan oleh guru Patimpus pada tahun 1590. Saat ini Kota Medan menjadi salah satu kota metropolitan di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Dari segi pariwisata, Medan adalah pintu gerbang menuju kota wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba, yang terkenal sebagai tempat wisata, serta Pantai Cermin, yang tekenal dengan pemandangan lautnya dilengkapi dengan Waterboom Theme Park.

Pemerintahan
Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota, yang saat ini dijabat oleh Drs. H. Afifuddin Lubis, MSi (penjabat walikota Medan). Wilayah Kota Medan kemudian dibagi menjadi 21 kecamatan, yaitu
Kecamatan Medan Tuntungan
Kecamatan Medan Johor
Kecamatan Medan Amplas
Kecamatan Medan Denai
Kecamatan Medan Area
Kecamatan Medan Kota
Kecamatan Medan Maimun
Kecamatan Medan Polonia
Kecamatan Medan Baru
Kecamatan Medan Selayang
Kecamatan Medan Sunggal

Kecamatan Medan Helvetia
Kecamatan Medan Petisah
Kecamatan Medan Barat
Kecamatan Medan Timur
Kecamatan Medan Perjuangan
Kecamatan Medan Tembung
Kecamatan Medan Deli
Kecamatan Medan Labuhan
Kecamatan Medan Marelan
Kecamatan Medan Belawan
Keduapuluh-satu kecamatan ini kemudian dibagi lagi menjadi 151 kelurahan atau desa.
Medan sebagai kota besar sudah terkenal sejak jaman penjajahan Belanda, sehingga sebelum kemerdekaan Indonesia, Kota Medan sudah memiliki walikota. Berikut ini adalah nama walikota yang pernah memimpin di Medan:
No.
Nama
Masa jabatan
1
D. baron Mackay
1918 - 1931
2
J.M. Wesselink
1931 - 1935
3
G. Pitlo
1935 - 1938
4
C.E.E. Kuntze
1938- 1942
5
M. Yusuf
10 November 1945 - Agustus 1947
6
Djaidin Purba
1 November 1947 - 12 Juli 1952
7
A.M. Jalaluddin
12 Juli 1952 - 1 Desember 1954
8
Hadji Muda Siregar
6 Desember 1954 - 14 Juni 1958
9
Madja Purba
3 Juli 1958 - 28 Februari 1961
10
Basyrah Lubis
28 Februari 1961 - 30 Oktober 1964
11
P.R. Telaumbanua
10 Oktober 1964 - 28 Februari 1965
12
Aminurrasyid
28 Agustus 1965 - 26 September 1966
13
Sjoerkani
26 September 1966 - 3 Juli 1974
14
H.M. Saleh Arifin
3 Juli 1974 - 31 Maret 1980
15
H. Agus Salim Rangkuti
1 April 1980 - 31 Maret 1990
16
Bachtiar Djafar
1 April 1990 - 31 Maret 2000
17
Abdillah
1 April 2000 - 20 Agustus 2008
18
H. Afifuddin Lubis
20 Agustus 2008 - sekarang

Kondisi Geografi
Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar (265,10 Km 2 ) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3,5° – 3,75° Lintang Utara dan 98,56° - 98,74° Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut.
Secara administratif , wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Demografi
Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Kota Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap , sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk commuters. Dengan demikian Kota Medan Merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar, sehingga memiliki deferensiasi pasar.
Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya jumlah penglaju (komuter). Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).
Dilihat dari struktur umur penduduk, Kota Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian Kota Medan secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.
Laju pertumbuhan penduduk Kota Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan, dimana tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per Km 2 pada tahun 2004. jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit , terdapat di kecamatan Medan Baru, Medan Maimun dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area dan Medan Timur.
Mayoritas penduduk kota Medan sekarang adalah suku Jawa dan Batak, tetapi di kota ini banyak tinggal pula orang keturunan India dan Tionghoa. Komunitas Tionghoa di Medan cukup besar, sekitar 25% jumlah total.
Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jalan Zainul Arifin bahkan dikenal sebagai Kampung Madras (Kampung India).
Tahun
Penduduk
2001
1.926.052
2002
1.963.086
2003
1.993.060
2004
2.006.014
2005
2.036.018
Sumber: BPS Kota Medan

Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.
Secara historis, pada tahun 1918 tercatat Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya.

Kegiatan Ekonomi
Sejak tahun 1800an, Medan (dalam hal ini Deli) sudah dikenal sebagai penghasil tembakau. Bahkan sebagai salah satu tembakau terbaik di dunia. Pada bulan Maret 1864 untuk pertama kalinya tembakau Deli diekspor ke Rotterdam Belanda. Sehingga pada tahun 1869, Belanda membuka lahan yang sangat luas untuk menanam tembakau.
Masyarakat Medan Deli banyak yang bekerja di perkebunan tembakau. Hingga kini tembakau Deli atau Medan termasuk jenis tembakau yang diperhitungkan pada pasaran tembakau dunia di Bremen, Jerman.
Selain penghasil tembakau, Medan juga menghasilkan minyak kelapa sawit. Ini karena lahan di daerah pingir kota Medan sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit. Banyak masyarakat pinggiran kota medan yang bekerja di perkebungan kelapa sawit. Berbeda halnya dengan tembakau, kelapa sawit dibudidayakan setelah Indonesia Merdeka. Hasil kelapa sawit ini digunakan untuk kebutuhan dalam negeri dalam bentuk minyak goring dan margarine. Sedangkan untuk ke luar negeri, kelapa sawit dieksport dalam bentuk crude palm oil (CPO).
Meskipun Kota Medan dikelilingi oleh perkebunan, namun Kota Medan cukup dikenal sebagai Kota Metropolitan. Ini dapat dilihat dari aktivitas kota medan yang marak dengan perdagangan. Sudah banyak pusat perdagangan dibangun di Medan, seperti:
Brastagi Plaza (sebelumnya dikenal dengan nama Mall The Club Store atau "Price Smart") Deli Plaza, Sinar Plaza, Menara Plaza (di-merger menjadi satu dan akan segera direnovasi tahun 2008 dengan nama Deli Grand City)
Grand Palladium
Hong Kong Plaza - Hotel Soechi
Macan Group Macan Yaohan, Macan Syariah, Macan Mart, Macan Mart Syariah
Makro
Plaza Medan Fair
Medan Mall
Medan Plaza (Salah satu plaza tertua di Medan. Kendati dekat dengan Plaza Medan Fair namun masih bertahan. Plaza ini berhasil bertahan karena tetap mempertahankan tenant-tenant yang menyediakan beragam barang dan jasa yang ekonomis. Di Plaza ini terdapat grosir besar sepatu dan pakaian yang ekonomis tapi berkualitas)
Millenium Plaza (pusat penjualan telepon genggam, dulu bernama Tata Plaza namun akhirnya tutup karena sepi pengunjung. Tahun 1999 Tata Plaza berganti nama menjadi Millenium Plaza. Kali ini berhasil karena plaza ini berani segmented dalam membidik pasar, yakni Pasar Handphone. Millenium Plaza merupakan salah satu pusat penjualan Handphone terbesar dan teramai di luar Pulau Jawa)
Perisai Plaza (Sejak tahun 2006 Perisai Plaza mulai tutup pelan-pelan. Banyak tennant dan gerai yang hengkang. HIngga saat ini belum diketahui rencana selanjutnya plaza ini)
Sun Plaza (Salah satu Plaza modern di awal era 2000. Menjadi pionir bagi munculnya plaza dan Mal baru di kota Medan)
Thamrin Plaza
Yuki Pasar Raya
Yuki Simpang Raya
Yanglim Plaza
Olympia Plaza, Plaza tertua di Medan, bersebelahan dengan Medan Mall. Namun kini sudah tidak beroperasi sebagai pusat perbelanjaan modern. Olympia Plaza saat ini lebih sebagai tempat grosir pakaian, sepatu dan barang pecah belah.
Selain pusat perdagangan modern juga masih banyak pasar tradisional seperti:
Pusat Pasar (Salah satu Pasar tradisional tua di Medan. Sudah ada sejak zaman kolonial. menyediakan beragam kebutuhan pokok dan sayur mayur)
Pasar Petisah (Mengalami renovasi sejak tahun 2000. Pemerintah kota menggabungkan pasar tradisional dan pasar modern. Tak heran jika sekarang tampilannya tidak kumuh dan becek seperti pasara tradisional umumnya. Pasar Petisah menjadi acuan berbelanja yang murah dan berkualitas )
Pasar Beruang
Pasar Simpang Limun, Salah satu pasar tradisonal yang cukup tua dan menjadi trade mark kota Medan. Terletak di persimpangan Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Sakti Lubis. Saat ini sedang dalam tahap penataan untuk mengatasi kemacetan lalulintas akibat kesibukan pasar ini.
Pasar Ramai, Pasar ini terletak di Jalan Thamrin yg bersebelahan dengan Thamrin Plaza.

PENUTUP
Medan sebagai ibukota provinsi Sumatra utara merupakan salah satu kota mega politan di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya

Tidak ada komentar: